Kidung Rindu

KIDUNG RINDU




(Terinspirasi dari tulisan Biru Turkies : Sang Perindu yang sedang mendera kerinduan, yang teramat dalam kepada kekasih hatinya) 


bila rindu menyapa langit, walau kemarau panjang, tak ada hujan, mata air kering, dan daun-daun berguguran, benih itu kutanam saja di ladang hati. sebab tiada yg lain, hanya dia, hanya satu. Kan kukepal sekuatnya, dan takkan kulepaskan selamanya dalam kerinduan.


kuabaikan orang berkata apapun, karena mungkin belum pernah merasakan lezatnya kerinduan ...!

aku ini benar-benar gila. ya, gila pada yang datang sesaat dalam heningku, dalam sunyiku, bersama cucuran air mata merah, seumpama sungai NIL yang berubah warna merah darah.


Baca Juga: Puisi Sanggar Derita


jangan salahkan aku. Sebab aku dilanda rindu. rindu membuatku mabuk, tak punya malu, lupa segalanya. aku tak peduli apakah sedang kemarau panjang ataukah hujan datang mengecup bumi.


oh ...!

sungguh aku rindu berat

berat sekali rinduku padanya...!


kapan kiranya aku bisa bercumbu

untuk melepas rasa rinduku, bergetar tanpa lagu dan syair syahdu. tapi cahanya mengukir awan, menancap mustawan, hingga menghentak berjuta-juta malaikat sealam malakut. seketika hujan turun, berawal dari gerimis, hingga kemudian mengguyur ladang-ladang hati petani, lalu disemailah benih bibit unggul, di tegal, di sawah, dan juga di talon-talon tandus. 


Baca Juga: Puisi Tentang Cinta


lalu apa yang disemai, tumbuh daun-daun pesona. merekalah bunga, beraneka warna, indah, sangat menakjubkan. indah dipandang. lebih-lebih nikmat dirasa. 

kemudian berbuah ranum, laksana paras gadis mesir, yang beralis bulan sabit, berwajah purnama, menari gemulai di hamparan padang pasir. 


indah pada waktunya, biji yang saat itu ditanam, seiring bait-bait rindu dalam putih bulat sekerat darahnya, berdansa khofi nan syahdunya, menggelegar dalam rasa. menggapai cinta sejati untuk kerinduan hakiki. 

tanpa batas, tak bertepi, dan tak bosan selamanya, 

hingga esok usai pergantian musim. 

nikmat rasanya, menghempas seluruh nikmat surga.


Wahai Kekasih Hati, 

bagiku apalah arti surga dibandingkan dengan mendapat cintamu, 

kasihmu, dan rindumu.

maka, bila seandainya kudapatkan surga, kan kubiarkan ia merana

asal aku dapat mendekapmu. Bercumbu dalam pernak-pernik divan mutiara, 

di kamar sejuk, di bawah temaram, di tengah kota yang paling indah.


duhai kekasih hati ...!!!

kumohon, engkau terima rinduku

dengan tanganmu yang lembut


Kidung Rindu

Madri Esa Rahman


Berpacu Dalam Literasi - Radialogica


No comments: