Fotokopi Orang Ramai

Fotokopi Orang Ramai




Tak ada lagi yang merasa perlu meniru jadi hujan,

kalau tak siapa pun perlu berbeda. Semua yang dilihat

telah mengenakan mantel, payung, dan sepatu

berlumpur. Segala yang besar telah tumbuh, meniadakan

arti pada hujan yang turun.


Selalu seperti itu peristiwa berlalu melampaui saya,

seperti menanam batu di depan pintu. Saya antar diri

sendiri ke situ, di antara orang-orang ramai bergerak,

mengisi dekor-dekor kota yang bukan miliknya. Melihat

hari seperti etalase menyimpan lenganmu.


Baca Juga: Puisi Lautan Tangis


Setiap saat saya harus meyakini kembali di situ, setiap

benda yang bergerak di sekitar saya: Meraba dinding,

memukuli tiang listrik, dan mendengar dentang jam

hanya untuk tahu: Di situ orang datang menuju dirinya

sendiri, seperti menuju ke sebuah daerah yang telah

lampau.


Baca Juga: Puisi Pasir Putih


Saya orang ramai yang ditulis oleh peristiwa di situ,

telah jadi bahasa yang menafsirkan dirinya kembali,

ketika jalan raya menjemputnya pergi.


Fotokopi Orang Ramai

Afrizal Malna


Berpacu Dalam Literasi - Radialogica

No comments: