Syaikh Abdus Salam Al Masyasyi

SYAIKH ABDUS SALAM AL-MASYASYI

(Pengarang Sholawat Masyisyiyah)



Biografi singkat mengenai salah satu tokoh sufi Syekh Abdus Salam Al-Masyasyi . Semoga Bermanfaat :)


Kelahiran dan Nasab Al-Masyisy


Syekh Ibnu Masyisy Abdus Salam bin Masyisy bin Malik bin Ali bin Harmalah bin Salam bin Mizwar bin Haidarah bin Muhammad bin Idris al-Akbar bin Abdullah al-Kamil bin al-Hasan al-Mutsanna bin al-Hasan as-Sabth bin Ali bin Abi Thalib suami Fatimah az-Zahra putri Rasulullah SAW. Syekh Ibnu Masyisyi lahir pada tahun 559 H bertepatan dengan 1198 M.


Kehidupan Intelektual Ibnu Masyisy


Ibnu Masyisy belajar membaca, menulis dan menghafal al-Qur’an di Kuttab (tempat yang digunakan untuk mengajarkan anak-anak kecil membaca, menulis dan menghafal al-Qur’an) dan dia telah hafal al-Qur’an sejak berumur kurang dari 12 tahun kemudian pergi menuntut ilmu. Ibnu Masyisy bekerja di lahan pertanian seperti penduduk kampung lainnya dan tidak bergantung kepada orang lain dalam mengatur urusan kehidupannya. Dia menikahi anak perempuan pamannya (pamannya bernama Yunus), dari pernikahannya ini dikarunia empat orang anak laki-laki: Muhammad, Ahmad, Ali, Abdus Shamad dan satu orang anak perempuan: Fatimah.


Syeikh Ibnu Masyisy mumpuni dalam bidang ilmu juga memiliki kezuhudan yang tinggi, Allah SWT menyatukan dalam dirinya dua kemulian, dunia dan Agama, serta menjaga keutamaan keyakinan yang haqiqi. Dan Ibnu Masyisy mendapatkan keberhasilan atas kesungguhan kemauan dan cita-citanya, seorang yang tidak pernah menyimpang dari jalan syari’at sehelai rambut pun, berpegang teguh pada Agama dan menyampaikan keutamaan-keutamaannya


Guru-gurunya


Syekh Ibnu Masyisy memiliki kesungguhan dan kemauan yang keras dalam menuntut ilmu serta menjaga awrad (baca’an-bacaan zikir dan do’a) sehingga dia sampai kepada jalan menuju makrifah kepada Allah swt, maka Ibnu Masyisy mumpuni dalam bidang ilmu juga mendapatkan puncak kezuhudan. Di antara guru-gurunya dalam bidang ilmu pengetahuan adalah Syekh Ahmad yang di juluki (aqtharaan), dimakamkan di daerah Abraj dekat pintu Tazah. Di antara para gurunya dalam bidang tasawwuf (at-tarbiyah wa as-suluuk) Syekh Abdurrahman bin Hasan al-’Aththar yang terkenal dengan az-Ziyyaat, dari beliau Ibnu Masyisy belajar tentang ilmu mua’amalah dengan masyarakat yang sumbernya berakhlak sesuai dengan akhlak Rasulullah saw, sehingga dari ilmu tersebut Ibnu Masyisy mendapatkan yang lebih banyak.


Peninggalan Syeikh Abdussalam bin Masyisy


Barangkali, penyebab tidak terlalu banyak warisan peningalan Abdussalam bin Masyisy, meskipun kedududakannya tinggi yang nampak pada muridnya Abu al-Hasan as-Syaziliy, adalah sangat ketertutupan beliau dan tidak ingin di kenal oleh manusia, di antara do’anya “Ya Allah aku mohon kepada-Mu agar makhluk berpaling dariku sehingga tidak ada tempat kembali bagiku selain kepada-Mu“. Allah swt mengabulkan permohonan Syeikh Ibnu Masyisy tersebut dan karena sangat ketertutupannya itu sampai tidak ada yang mengenal beliau kecuali Syeikh Abu al-Hasan as-Syaziliy yang sebuah thariqah dinisbahkan kepadanya. Adapun beberapa peninggalan ilmiyah Syeikh Ibnu Masyisy yang sampai kepada kita melalui muridnya Syeikh Abu al-Hasan as-Syaziliy adalah sekumpulan nasehat yang mengagumkan dengan ungkapan yang bersih, jernih selaras dengan al-Qur’an dan as-Sunnah, di antaranya adalah:


“Syeikh Abu al-Hasan as-Syaziliy berkata: “Guruku mewasiatkan kepadaku dan dia berkata: ” Jangan kamu langkahkan kedua kakimu kecuali kamu hanya mengharap balasan dari Allah swt, janganlah kamu duduk kecuali kamu merasa aman dari maksiat kepada Allah swt dan jangan kamu berteman kecuali dia dapat menolongmu untuk ta’at kepada Allah swt“.


Dan Ibnu Masyisy berkata secara langsung kepada Abu al-Hasan as-Syaziliy: Senantiasalah kamu suci dari rasa ragu dan dari kotoran dunia, ketika kamu dalam keadaan kotor maka bersucilah, ketika kamu mulai cenderung kepada syahwat dunia maka perbaikilah dengan bertaubat, jangan sampai kamu dirusak dan ditipu hawa nafsu, maka dari itu senantiasalah kamu merasa dekat kepada Allah dengan penuh ketundukan dan ketulusan hati.


Salah satu teks penting yang sampai kepada kita dari Syeikh Abdussalam bin Masyisy adalah teks “shalawat Masyisyiah”, yaitu sebuah teks shalawat yang unik jika kata-katanya itu berbaur atau di ucapkan oleh ruh maka akan membuat pemilik ruh tersebut terasa melayang di udara dari keluhuran dan keindahan alam malakut. Dan teks tersebut merupakan titik perhatian para penyarah.


Adapun teks do’a shalawat Masyisyiyah dari Syekh Abdus Salam ibnu Masyisy tersebut adalah :


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مَنْ مِنْهُ انْشَقَّتِ الأسْرَارُ. وَانْفَلَقَتِ الأنْوَارُ. وَفِيهِ ارْتَقَتِ الْحَقَائِقُ. وَتَنَزَّلَتْ عُلُومُ آدَمَ فَأعْجَزَ الْخَلاَئِقِ. وَلَهُ تَضَاءَلَتِ الْفُهُومُ فَلَمْ يُدْرِكْهُ مِنَّا سَابِقٌ وَلاَ لاَحِقٌ. فَرِيَاضُ الْمَلَكُوتِ بِزَهْرِ جَمَالِهِ مُونِقَةٌ. وَحِيَاضُ الْجَبَرُوتِ بِفَيْضِ أنْوَارِهِ مُتَدَفِّقَةٌ. وَلاَ شَيْءَ إِلاً وَهُوَ بِهِ مَنُوطٌ. إِذ لَوْلاَ الْوَاسِطَةُ لَذَهَبَ كَمَا قِيلَ الْمَوْسُوطُ. صَلاَةً تَلِيقُ بِكَ مِنْكَ إِلَيْهِ كَمَا هُوَ أهْلُهُ اللَّهُمَّ إِنَّهُ سِرُّكَ الْجَامِعُ الدَّالُ عَلَيْكَ. وَحِجَابُكَ الأعْظَمُ الْقَائِمُ لَكَ بَيْنَ يَدَيْكَ. اللَّهُمَّ ألْحِقْنِي بِنَسَبِهِ. وَحَقِّقْنِي بِحَسَبِهِ. وَعَرِّفْنِي إِيَّاهُ مَعْرِفَةً أسْلَمُ بِهَا مِنْ مَوَارِدِ الْجَهْلِ. وَأكْرَعُ بِهَا مِنْ مَوَارِدِ الْفَضْلِ. وَاحْمِلْنِي عَلَى سَبِيلِهِ إِلَى حَضْرَتِكَ. حَمْلاً مَحْفُوفاً بِنُصْرَتِكَ. وَاقْذِفْ بِيَ عَلَى الْبَاطِلِ فَأدْمَغَهُ وَزُجَّ بِي فِي بِحَارِ الأحَدِيَّةِ وَانْشُلْنِي مِنْ أوْحَالِ التِّوْحِيدِ وَأغْرِقْنِي فِي عَيْنِ بَحْرِ الْوَحْدَةِ حَتَّى لاَ أرَى وَلاَ أسْمَعَ وَلاَ أجِدَ وَلاَ أُحِسَّ إِلاً بِهَا وَاجْعَلِ الْحِجَابَ الأعْظَمَ حَيَاةَ رُوحِي وَرُوحِهِ سِرَّ حَقِيقَتِي وَحَقِيقَتِهِ جَامِعَ عَوَالِمِي بِتَحْقِيقِ الْحَقِّ الأوَّلِ يَا أوَّلُ يَا آخِرُ يَا ظَاهِرُ يَا بَاطِنُ اسْمَعْ نِدَائِي بِمَا سَمِعْتَ نِدَاءَ عَبْدِكَ زَكَرِيَّا وَانْصُرْنِي بَِ لَكَ وَأيِّدْنِي بِكَ لَكَ وَاجْمَعْ بَيْنِي وَبَيْنَكَ وَحُلْ بَيْنِي وَبَيْنَ غَيْرِكَ الله الله الله إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادِ رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وهيئ لَنَا مِنْ أمْرِنَا رَشَداً إِنَّ الله وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً. وَسَلاَمُهُ وَتَحِيَّاتُهُ وَرَحْمَاتُهُ وَبرَكَاتُهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ صَلَوَاتُ اللهِ النَّبِىِّ الأُمِّىِّ وَعَلَى آلِه وَصَحْبِهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ الْمُبَارَكَاتِ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رب العالمين


Allahumma shalli ‘alaa man minhun syaqqatil asraar, Wan falaqatil anwaar, wa fiihir taqatil haqaaiq


Wa tanazallat ‘uluumu sayyidinaa aadama alaihis salaam fa a’jazal khalaaiq


Wa lahu tadhaa alatil fuhuumu falam yudrik-hu minnaa saabiquw wa laa laahiq


Fari yaa dhul malakuuti bizahri jamaalihi muuniqah


wa hiyaadhul jabaruuti bifaydhi anwaarihi mutadaffiqah


Wa laa syay-a illa wa huwa bihi manuuth


Idz lawla waa sithatu ladza haba kamaa qiilal mawsuuth


Shalaatan taliiqu bika minka ilayhi kamaa huwa ahluh


Allahumma inaahu sirrukal jaami’ud daallu ‘alayk


Wa hijaabuka a’zhamu’l qaa-imulaka bayna yadayk


Allahumma alhiqnii binasabih wa haqqiqnii bi hasabih


Wa ‘arrifnii iyyahu ma’rifatan aslamu bihaa min mawaaridil jahl


Wa akra’u bihaa min mawaaridil fadhl


Wahmilnii ‘alaa sabiilihi ilaa hadhratik


Hamlan mahfuufan binushratika


waqdzif bii ‘alal baathili fa-admaghah


wa zujjabii fii bihaari’ ahadiyyah wansyulnii min awhaalit-tawhiid


wa aghriqnii fii ‘ayni bahril wahdah


hatta laa araa wa laa asma’a wa laa ajida wa laa uhissa illaa bihaa


waj’allahummal hijaaba a’zhama hayaata ruuhii


wa ruuhahu sirra haqiiqatii


wa haqiiqatahu jaami’a ‘awaalimi bitahqiiqil haqqi awwal


yaa awwalu yaa aakhiru yaa zhaahiru yaa baathin


isma’ nida-ii bimaa sami’ta bihi nidaa-a ‘abdika sayyidinaa Zakariyya ‘alayhis salaam


wan shurnii bika laka, wa ayyidnii bika laka, wajma’ baynii wa baynaka


wa hul bayni wabayna ghayrika, Allah Allah Allah


Innal-ladzii faradha ‘alaykal qur’aan laraadduka ilaa ma’aad


Rabbanaa aatinaa min ladunka rahmah Wa hayyi’lanaa min amrinaa rasyadaa (3 kali)


Innallaaha wa malaaikatahu yushalluna ‘alan-nabiyy Yaa ayyuhal ladziina amanuu shallu ‘alayhi wa sallimuu tasliima


Solawatulloohi wa salaamuhuu wa tahiyyatuhuu wa rohmatuhuu wa baraakatuhuu ‘alaa sayyidina muhmammadin ‘abdika wa rosuulikan nabiyyil ummyyi wa ‘alaa aalihii wa shohbihii ‘adadasy syaf’i wal watri, wa ‘adada kalimaatillahit taammaatil mubaarokaati.


Subhaana rabbika rabbil ‘izzati ‘ammaa yashifuun wa salaamun ‘alal mursaliina wal hamdulillaahi rabbil ‘aalamiina


Artinya:


Ya Allah, Anugerahkan kesejahteraan atas seorang nabi (Nabi Muhammad SAW) yang darinya menjadi tersingkap setiap rahasia, menjadi terbit setiap cahaya. Dan padanya menjadi naik setiap hakikat, menjadi turun (bertahap) setiap ilmu Adam AS, membuat tidak kuasa setiap makhluq.


Dan untuknya dijadikan kecil setiap pengetahuan hingga tidak ada satupun orang yang mengejar dan menyusul dari kita yang mampu mencapainya.


Taman-taman malakut menjadi indah dengan pesona bunga ketampanannya.


Telaga-telaga jabarut menjadi tumpah ruah dengan limpahan cahayanya.


Tidak ada sesuatupun kecuali ia bergantung kepadanya.


Bila tanpa wasithahnya (Perantara) niscaya hilang segala yang ada dan terjadi dikarenakan keberadaannya.


Ya Allah anugerahkanlah kesejahteraan atasnya. kesejahteraan yang sesuai dengan-Mu, yang datanya dari Mu untuk dianugerahkan kepadanya sebagaimana ia pantas menyandangnya.


Ya Allah, Sesungguhnya dia (Muhammad) adalah rahasia yang mencakup segala sesuatu, yang menunjukkan jalan menuju engkau, dan dia adalah hijab-Mu yang teramat agung, yang berdiri lurus di hadapan-Mu.


Ya Allah sertakanlah aku dengan menisbatkan diriku padanya, nyatakanlah aku dengan kemuliayaan leluhurnya, kenalkanlah diriku kepadanya dengan pengetahuan yang menyelamatkanku dari sumber ketidaktahuan dan mendekatkanku kepada sumber keutamaan.


Bawalah aku diatas jalannya menuju kehadirat-Mu dengan penyertaan yang penuh harap terhadap pertolongan-Mu. Lepaskanlah aku atas kebatilan hingga dapat melenyapkannya. Lemparkan aku dalam samudra pengesaan, angkatlah aku dari lumpur tauhid, tenggelamkanlah aku dalam lautan keEsaan hingga aku tak dapat melihat, tidak mendengar, tidak menemukan dan tidak merasakan apapun kecuali dengannya.


Jadikanlah Ya Allah, hijab yang teramat Agung itu menjadi kehidupan roh ku, dan roh-nya menjadi rahasia hakikatku, kemudian hakikatnya menjadi menjadi cakupan alamku dengan menyatakan Al-Haq (Yang Maha Benar) Al-Awwal (Yang Maha terdahulu) .


Wahai Zat yg Maha Awal, Wahai Zat yang Maha Akhir, Wahai Zat yang Maha Tampak, Wahai Zat yang Maha Tersembunyi, dengarlah seruanku sebagaimana engkau pernah mendengar seruan hamba-Mu, Zakaria Alaihi sholatu wassalam.


Tolonglah aku dengan Izin-Mu untuk ta’at kepada-Mu dan kuatkanlah aku dengan izin-Mu untuk ta’at kepada-Mu, pertemukan aku dengan Engkau dan pisahkanlah dengan selain engkau.


Ya Allohu, Ya Allohu, Ya Allohu


Sesungguhnya yang mewajibkan atas-Mu (melaksanakan aturan-aturan) Al Qur’an, benar-benar akan mengembalikan kamu ketempat kembali (Qs. 28:85).


Wahai Tuhan Kami, berikanlah Rahmat pada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini (Qs. 18:10).


Ya Allah Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka (Qs. 2:201).


Sesungguhnya Allah dan para malaikat bersholawat untuk nabi Muhammad SAW. (maka) Wahai orang-orang yang beriman bersholawatlah kalian untuk nabi Muhammad SAW, dan ucapkanlah salam penghormatan padanya (Qs. 33:56).


Wafatnya Asy Syekh Abdus Salam Al-Masyisy


Barangkali sebab Ibnu Masyisy keluar dari khalwahnya menentang Ibnu Abi ath-Thawaajin al-Kattamiy yang mengaku nabi, beliau telah mempengaruhi sebagian orang pada masa nya, dan melakukan perlawanan atas dia dan para pengikutnya dengan logika dan dalil-dalil syar’i baik ucapan dan perbuatan dengan serangan atau perlawanan yang keras, mereka memotivasi untuk melakukan tipu daya dan persekutuan untuk membunuhnya, maka ia mengutus sebuah kelompok kepada Syekh itu untuk menjebak beliau sehingga beliau turun dari kholwahnya untuk berwudhu dan shalat subuh dan disanalah mereka membunuhnya pada tahun 622 H, semoga Allah merahmati dengan rahmat yang luas, dan mengumpulkan kami bersama dengan beliau ditempat yang di senangi disisi tuhan yang berkuasa. Washallallahu ala Sayyidina Muhammad wa ala alihi wasahbihi wa sallam taslimaa. 


Berpacu Dalam Literasi - Radialogica

No comments: